Hipertensi dan Demensia: Dua Ancaman Utama di Usia Lanjut
Hipertensi dan demensia menjadi dua masalah kesehatan yang sering dihadapi oleh orang dewasa di usia lanjut.
Menurut American Heart Association, hampir separuh orang dewasa di AS menderita tekanan darah tinggi.
Sementara itu, Alzheimer, sebagai salah satu bentuk demensia, menjadi penyebab utama kematian pada lansia, setelah penyakit jantung dan kanker.
Penelitian terbaru yang didukung oleh National Institute on Aging memberikan wawasan penting tentang bagaimana tekanan darah tinggi dapat memengaruhi otak, khususnya dalam kaitannya dengan risiko demensia dan penyakit Alzheimer.
Penelitian ini, yang dipimpin oleh Dr. Zoe Arvanitakis dari Rush Alzheimer’s Disease Center, Chicago, berfokus pada hubungan tekanan darah dengan perubahan otak yang berkaitan dengan penuaan.
Temuan Utama Penelitian
Penelitian ini melibatkan 1.288 pasien yang diikuti hingga akhir hidup mereka. Tekanan darah mereka diukur setiap tahun, dan setelah kematian, para peneliti memeriksa otak mereka untuk mencari tiga jenis malformasi yang sering dikaitkan dengan gangguan otak:
- Plak: Penumpukan protein keras di ruang antara sel saraf.
- Kusut: Serat yang terpelintir di dalam sel otak.
- Infark: Kerusakan jaringan otak akibat gangguan aliran darah, seperti yang terjadi pada stroke.
Tekanan Darah dan Risiko Lesi Otak
Tekanan sistolik tinggi (SBP)
Orang dengan SBP rata-rata 147 mmHg memiliki risiko 46% lebih tinggi untuk memiliki satu atau lebih lesi otak dibandingkan mereka dengan SBP 134 mmHg. Ini setara dengan efek sembilan tahun penuaan.
Tekanan diastolik tinggi (DBP)
Orang dengan DBP 79 mmHg memiliki risiko infark 28% lebih tinggi dibandingkan mereka dengan DBP 71 mmHg.
Penurunan Cepat Tekanan Darah di Usia Tua
Penurunan tekanan darah yang cepat pada usia lanjut, meskipun biasanya dianggap baik, juga dapat meningkatkan risiko infark.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penurunan aliran darah ke otak, terutama pada individu dengan arteri yang tersumbat.
Implikasi Penelitian untuk Kesehatan Otak
Temuan ini menyoroti pentingnya pengelolaan tekanan darah untuk mencegah kerusakan otak di usia tua.
Namun, belum ada perubahan signifikan dalam panduan klinis karena penelitian ini masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut.
Dr. Arvanitakis menekankan perlunya penelitian lanjutan untuk menentukan target tekanan darah ideal bagi lansia dan bagaimana pengelolaannya dapat memengaruhi risiko demensia.
Langkah yang Bisa Anda Ambil
1. Rutin Mengelola Tekanan Darah
- Diskusikan dengan dokter Anda tentang pengelolaan tekanan darah, baik melalui obat-obatan maupun perubahan gaya hidup.
- Lakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin untuk memastikan bahwa kondisinya terkendali.
2. Ubah Pola Hidup
- Diet sehat: Konsumsi makanan yang rendah garam, kaya serat, dan nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, ikan, dan biji-bijian.
- Aktivitas fisik: Olahraga teratur membantu menjaga tekanan darah dan mendukung kesehatan otak.
- Hindari stres: Stres kronis dapat memperburuk hipertensi.
3. Waspadai Gejala Demensia
Perhatikan tanda-tanda awal demensia, seperti kehilangan memori, kesulitan berkomunikasi, atau perubahan suasana hati. Jika Anda mencurigai adanya gejala ini, segera konsultasikan dengan tenaga medis.
Hubungan antara hipertensi dan demensia memberikan wawasan penting tentang bagaimana menjaga kesehatan otak di usia lanjut.
Meski penelitian masih dalam tahap awal, langkah sederhana seperti mengelola tekanan darah, menerapkan pola hidup sehat, dan memantau kesehatan otak dapat membantu mencegah risiko jangka panjang.
Dengan kerja sama antara dokter dan pasien, serta upaya penelitian lebih lanjut, kita dapat berharap pada pengembangan strategi yang lebih baik untuk melindungi otak dan meningkatkan kualitas hidup di masa tua.